Artikel Utama

Berjanjilah Pada Waktu Yang Telah Berlalu

Di suatu pagi yang cerah, setelah hujan yang lebat dan dingin pada malam hari. Awal Januari yang membingungkan. Terlintas dalam pikiranku apa sebenarnya yang akan kulakukan di tahun ini? Usia semakin bertambah, jatah hidup pun berkurang, sementara pengalaman, pendapatan, dan pencapaian tidak tercapai. Mungkin di satu sisi, terlihat suatu pencapaian, tapi tidaklah cukup untuk membantuku bergerak lebih jauh. Sepanjang tahun belakangan, aku telah terjebak dalam  rutinitas yang itu-itu saja. Dalam daerahku yang nyaman, kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat, dalam uang bulanan yang dikirimkan mama secara rutin, semuanya membuatku bosan!

Semua hal itu membuatku malas, melemahkan sendi-sendi tulangku sehingga tidur siang dan makan cemilan adalah suatu hal yang sangat menyenangkan. Bagaimana harus memulai? Apa yang harus kukerjakan? Langkah apa yang harus kutempuh? Apakah cara ini akan membuatku sedikit lebih matang? Apakah aku akan lebih makmur, kaya dan membeli mobil idaman di usia muda? Atau pengangguran akan menantiku saat tamat kuliah nanti? Apakah pertengkaranku dengan orang-orang membuatku berfikir untuk selalu mengandalkan diri sendiri di setiap perbuatan?

Kadang, sesuatu mengajakku menengok kembali, apa yang telah kulakukan tiga atau empat tahun belakangan (aku tidak tahu sesuatu itu apa, mungkin kata hati, atau malaikat dan setan yang bersemayam dalam diri). Masa-masa yang indah saat kanak-kanak, ketika semua teman-temanku bercerita tentang mimpinya esok hari. Tentang keinginannya menjadi dokter, menjadi astronot, polisi, presiden,dan aku tidak mau kalah ingin menjadi lebih hebat lagi dari mereka.

Kanak-kanak usai dan masa remaja menjelang, masalah-masalah terasa semakin berat, tak semudah menaikkan layangan saat masih SD dulu, ingin diakui, kesombongan masa muda, pelarian terhadap dunia sekitar yang terlalu mengatur, jatuh cinta, bertengkar dengan orang tua, mencoba-coba, dan tenggelam, jatuh dan bangkit kembali, cukupkah masa remaja itu? Belum. Masa remaja di SMA lebih indah, lebih hancur, dan lebih membosankan lagi. Ikut-ikutan, pencarian jati diri, menikmati masa muda, terjebak dalam paham-paham yang salah (saat itu mungkin paham itu sangat membantu dalam pencarian hidup), mulai memikirkan masa depan tapi masih terjebak dalam keraguan.

Pindah rumah, melewati hari-hari, masuk universitas, ngekos, dan kini terjebak di ruangan ini, di dalam pikiran ini, pikiran picik,intelek, menggelora, penuh perencanaan, banyak gambaran, namun sebenarnya tak pernah melakukan apa-apa, selain duduk diam, makan, kuliah, dan main-main. Waktu telah berlalu sia-sia, waktu telah mengejekku, waktu telah merangkak pelan di genggamanku, tapi kulepaskan dengan mudahnya. Dan kini aku kembali meyakinkan diri, aku berjanji lagi setelah sekian banyak janji pada diri sendiri yang selalu berakhir sia-sia, aku kan berjanji untuk mempergunakan waktu ini sebaik-sebaiknya, aku akan melakukan apa yang harus kulakukan, aku akan melakukan semua rencana yang selama ini terlupakan, aku akan menjadi diri sendiri dan aku akan menepati janjiku. Lebih tepatnya berusaha menepati janji, karena menepati janji itu sangatlah berat sobat!

0 Response to "Berjanjilah Pada Waktu Yang Telah Berlalu"

Posting Komentar

Gimana Pendapatmu Tentang Artikel Diatas?
Berkomentralah Yang Sopan Ya !!!