Artikel Utama

Pengalaman Berkesan Selama KKN

Foto cuma illustrasi
Pengalaman Berkesan Selama KKN di Sebuah Nagari di Pedalaman Sumatera Barat

Sebenarnya saya tidak mau menshare cerita ini, tapi rasa ingin tau saya terhadap pendapat kalian yang membaca blog ini dan kenangan yang terus tersirat dipikiran, akhirnya saya memutuskan untuk mensharenya. Silahkan dibaca pengalaman saya waktu KKN.

KKN di salah satu Universitas Negri yang ada di Sumatera yang telah saya ikuti dari tanggal 16 Juli hingga 31 Agustus 2009 selama satu setengah bulan di Jorong Padang Laweh, Nagari Pulasan, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung telah memberikan pengalaman yang sangat berharga. Ada banyak pengalaman yang saya dapatkan disana seperti pengalaman bersosialisasi ditengah-tengah masyarakat yang baru bagi saya, pengalaman mengajar di SDN 17 Pulasan yang sangat melelahkan dan sempat terasa jengkel di dalam hati karena siswa-siswa SD disana nakal dan susah diatur, kemudian pengalaman bekerja dalam tim dimana para anggota tim adalah teman-teman dari jurusan dan fakultas lain yang sama-sama tidak saling mengenal sebelumnya, disinilah kemampuan beradaptasi saya diuji.

Selain pengalaman-pengalaman yang umum dijumpai kawan-kawan yang mengikuti KKN terdapat juga pengalaman lainnya yang hanya saya dapatkan di jorong tempat saya bertugas. Jika saya mendengar cerita kawan-kawan yang KKN di nagari dan kabupaten lain, umumnya mereka memiliki fasilitas yang lengkap seperti listrik, sinyal handphone, kamar mandi dan WC, bahkan mesin cuci, dan mini market. Sangat berbeda dengan yang saya alami di Jorong Padang Laweh dimana hal-hal sehari yang tidak saya jumpai di Padang menjadi rutinitas kami, seperti MCK di sungai, mencari sinyal handphone di titik-titik tertentu di atas bukit yang biasanya bisa menerima sinyal handphone.

Selain pengalaman sehari-hari seperti yang telah saya sebutkan, terdapat juga pengalaman menarik ketika kami kurang mengerti bahasa yang digunakan penduduk setempat. Umumnya kami cuma mengangguk-angguk seolah paham apa yang dikatakan Pak Jorong atau pemuka masyarakat ketika berbincang-bincang, namun setelah beberapa minggu disana kami mulai terbiasa dengan bahasa Minang dengan logat Sijunjung yang baru saya kenal tersebut. Di Kenagarian Pulasan hanya ada satu mesjid, artinya semua penduduk dari jorong-jorong di Pulasan harus melaksanakan ibadah shalat Jumat, maulid nabi ataupun kegiatan keagamaan nagari di mesjid tersebut. Dan akhirnya kami mahasiswa yang KKN dari jorong Padang Laweh harus berjalan kaki sejauh sekitar 3 kilometer untuk shalat Jumat sekaligus ke pasar atau balai, karena balai di nagari ini juga diadakan setiap hari Jumat.

Maka lengkaplah penderitaaan kami dengan kondisi jalan tanah yang kadang becek setiap habis hujan. Untunglah wali nagari berbaik hati meminjamkan sebuah motor untuk memudahkan kami bekerja. Pada suatu kesempata saya dan beberapa orang kawan diajak berburu kedalam hutan, di dalam hutan yang sejuk saya rasakan betapa kayanya daerah ini dengan sumber daya alam. Pohon kayu besar disana-sini, simpai, kera dan burung enggang yang bebas beterbangan menyadarkan saya pada indahya alam di hutan tropis Sumatra ini, sangat eksotis. Pada kesempatan lainnya saya dan kawan-kawan diajak menikmati gulai daging rusa yang sangat renyah dan empuk di rumah Pak Jorong. Dan pada bulan puasa kami menikmati undangan buka bersama di rumah-rumah penduduk, dimana saya merasakan kebersamaan keluarga pedesaan.

Hal-Hal Paling Berkesan

Selain pengalaman, ada banyak hal berkesan yang saya jumpai ketika mengikuti KKN di jorong Paadang Laweh tersebut. Dari teror black magic yang menghantui kami, cekcok antar teman se-jorong dan se-nagari, pengalaman mistis, hingga kejadian-kejadian unik selama KKN. Di hari pertama kedatangan kami ke nagari Pulasan, salah seorang tokoh masyarakat langsung memperingati kami untuk bersikap baik, tidak melanggar norma dan menjaga perasaan masyarakat setempat, karena Pulasan adalah sebuah nagari yang terisolir dan masih menganut paham dan kepercayaan mistis, dengan kataa lain black magic disana masih kuat, bahkan di nagari tetangga terdapat kasus kematian tiga  orang mahasisswa KKN dengan meggunakan black magic sekitar tahun 1990-an, dan jorong yang paling kuat black magic-nya adalah jorong tempat saya bertugas,yaitu Padang Laweh . Mendengar hal ini kami mulai diliputi perasaan ketakutan, was-was, dan panik. Hingga akhirnnya wali nagari mengambil kebijakan dengan menemani kami ketika melaksanakan program, sehingga program tersebut akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.

Pada minggu kedua dan seterusnya, kami mulai mengalami hal-hal aneh, dimana satu persatu kawan-kawan digannggu oleh sesuatu. Namun Alhamdulillah saya tidak megalami hal tersebut hingga KKN berakhir. Jorong tempat saya bertugas sangat minim fasillitasnya, namun dalam keterbatasan tersebut ada banyak hal yang dapat saya pelajari, dan ada sangat banyak hal yang tak terlupakan di sana dan tidak mungkin saya uraikan satu-persatu dalam tulisan ini.